Malam Nisfu Sya’Ban

0 komentar

Pada suatu malam Rosulullah sholat, kemudian beliau bersujud panjang, sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah telah diambil, karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Rasulullah usai sholat beliau berkata: “Hai A’isyah engkau tidak dapat bagian?”. Lalu aku menjawab: “Tidak ya Rosulullah, aku hanya berfikiran yang tidak-tidak (menyangka Rasulullah telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama”. Lalu beliau bertanya: “Tahukah engkau, malam apa sekarang ini”. “Rasulullah yang lebih tahu”, jawabku. “Malam ini adalah malam nisfu Sya’ban, Allah mengawasi hambanya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki” (H.R. Baihaqi)

Malam Nisfu Sya’ban adalah malam ke-15 pada bulan Sya’ban.
Diyakini bahwa pada malam ini buku catatan amal manusia selama setahun diganti oleh malaikat pencatat amal, yakni malaikat Rokib dan malaikat Atid, dimana catatan itu akan dijadikan sebagai neraca di Yaumil Mi’Zan nanti.

Malam Nisfu Sya’ban juga merupakan malam bersejarah, dimana pada malam itu telah terjadi berbagai peristiwa penting dalam perjalanan sejarah umat Islam yang tidak boleh kita lupakan begitu saja.
Di antaranya adalah perintah memindahkan arah kiblat sholat dari Baitul Muqoddas (Palestina) ke Ka’bah yang berada di Masjidil Haram (Makkah). Hal tersebut terjadi pada tahun ke delapan Hijriyah.
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa sebelum Nabi Muhammad hijrah ke Madinah yang menjadi kiblat adalah Ka’bah, kemudian setelah beliau hijrah ke Madinah kiblat sholat yang semula Ka’bah dipindah ke Baitul Muqoddas, yang konon pada saat itu digunakan oleh orang-orang Yahudi. Perpindahan tersebut dimaksudkan untuk menjinakkan dan menarik hati mereka kepada syariat al-Quran dan agama tauhid (Islam). Akan tetapi setelah Rasulullah saw menghadap Baitul Muqoddas selama 16-17 bulan, ternyata perjalanannya tidak sesuai harapan. Orang-orang Yahudi di Madinah malah berpaling dan menolak dari ajakan beliau, dan bukan hanya itu, mereka juga melontarkan kalimat-kalimat ejekan yang sangat menyakitkan serta merintangi dan menghalang-halangi perjuangan Islam yang dilakukan Nabi Muhammad saw.

Oleh karena itu Rasulullah saw berdoa memohon kepada Allah swt agar kiblat sholat dipindahkan ke Ka’bah lagi.
Ejekan mereka ini dijawab oleh Allah swt dalam surat al Baqarah ayat 143:
"Dan kami tidak menjadikan kiblat yang menjadi kiblatmu, melainkan agar kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot".

Dan akhirnya Allah memperkenankan Rasulullah saw memindahkan kiblat sholat ke Ka’bah lagi, sebagaimana firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 144.

Diantara kebiasaan yang dilakukan oleh umat Islam pada malam Nisfu Sya’ban adalah membaca surat Yasin tiga kali, yang pertama dengan niat mohon dipanjangkan umur untuk taat kepada Allah, lalu membaca doa Nisfu Sya'ban, Kemudian membaca surat Yasin yang kedua dengan niat semoga diluaskan Allah rizkinya yang halal dan barokan sebagai bekal ibadah kepada-Nya, lalu membaca doa lagi, Kemudian membaca surat Yasin yang ketiga dengan niat semoga ditetapkan iman dan mati dalam iman, lalu membaca doa yang sama.
Jadi setiap kita selesai satu kali baca surat Yasin lalu diikuti dengan doa Nisfu Sya'ban. Berikut doanya:

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم يا ذا المن ولا يمن عليك يا ذا الجلال والاكرام، يا ذا الطول والانعام لااله الا انت ظهر اللاجين وجار المستجيرين وامان الخائفين. اللهم ان كنت كتبتني عندك في ام الكتاب شقيا او محروما اومطرودا او مقترا علي في الرزق فامح. اللهم بفضلك في ام الكتاب شقاوتي وحرماني وطردي واقتار رزقي واثبتني عندك في ام الكتاب سعيدا مرزوقا موفقا للخيرات فانك قلت وقولك الحق في كتابك المنزل علي لسان نبيك المرسل يمحو الله ما يشاء ويثبت وعنده ام الكتاب. الهي بالتجلي الاعظم في ليلة النصف من شهر شعبان المكرم التي يفرق فيها كل امر حكيم ويبرم اصرف عني من البلاء ما اعلم وما لااعلم وماانت به اعلم وانت علام الغيوب برحمتك ياارحم الراحمين وصلى الله على سيدنا محمد وآله وصحبه وسلم. آمين

yang antara lain isinya adalah:
“Ya Allah jika Engkau telah menetapkan aku di sisi-Mu dalam Ummul Kitab (buku induk) sebagai orang celaka atau orang-orang yang tercegah atau orang yang disempitkan rizkinya maka hapuskanlah ya Allah demi anugerah-Mu, kecelakaanku, ketercegahanku, dan kesempitan rizkiku.”

Bacaan Yasin tersebut dilakukan di masjid-masjid, di musholla-musholla atau di rumah-rumah sesudah salat maghrib.
Share this article :

Posting Komentar

Komentar Anda akan sangat bermanfaat untuk perkembangan dan kemajuan blog ini, tapi yang sopan ya... dan jangan spam. Terima Kasih.


 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Nayla Sedan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger