Setapak demi setapak kaki ini menginjakkan sebuah catatan perjalanan, menyisakan jejak-jejak kehidupan. Entah sudah berapa jejak kaki yang telah terukir sepanjang hidup kita. Rasanya terasa begitu cepat semua yang di lalui.
Saat seorang manusia kecil untuk pertama kalinya menangis, membuat gaduh suaasana rumah, menjadikan seisi rmah penuh dengan warna kebahagiaan, akan lahirnya seorang anak yang berbulan-bulan dikandungan seorang ibu, dan selama itu pula mengajarkan pada ibu arti sebuah kesabaran dan kasih sayang.
Ya,,,mengajarkan ibu untuk sabar, sabar dengan segala beban yang kian hari bertambah, sabar ketika harus tidur terlentang disaat perut ibu yang semakin membesar, yang kemudian memekarkan kuncup kasih sayang menjadi bunga cinta yang tidak pernah terlepas wanginya setiap hari mengiringi kehidupannya bersama si bayi kecil dalam kandungan, meski kadang cinta itu dilukiskan dengan airmatanya menahan rasa sakit, airmata yang beriring sebuah senyuman karena tak ingin oranglain menilainya sebagai airmata beban.
Ya..sembilan bulan aku hidup bersama dengan seorang ibu dalam satu badan, saat ibu merasakan manisnya susu, akupun merasakan manisnya. Hingga pada waktu yang sudah ditentukan, aku dan ibu berjuang antara hidup dan mati, aku menyadari bahwa saat itu kaki ibu antara kematian dan kehidupan, mencoba mengerahkan semua tenaganya, dengan peluh keringat bahkan air mata, membuat semuanya tegang, terus dan terus tanpa rasa lelah. Hari itu perjuangan agar kita dapat terlahir dan melihat warna dunia ini.
Ternyata tak sampai disitu jejak yang kita lalui bersama ibu, beban itu bertambah ketika si bayi kecil itu terlahir, justru disitulah kadar kesabaran dan kasih sayang ibu kembali diuji.
Bagaimana tidak, selama dua tahun ibu menyusui, selama itu pinggang dan pundak ibu tak pernah melepaskan si bayi kecil hingga tanda hitam itu berbekas di pundak dan pinggangnya.
Tak pernah mengenal malam atau siang, terjaga atau tertidur, ketika si bayi menangis, maka disaat itu pulalah ia terjaga untuk menenangkan si kecil, dengan segala cara dan kasih sayangnya membuat si kecil terdiam dan terlelap dalam peluknya, pelukan cinta yang hingga saat ini tak akan ada yang mampu mengalahkannya. Betapa ketika ada yang menyakiti si kecil sekalipun itu seekor nyamuk, akan membuat ibu marah besar dan mungkin tak akan pernah memaafkan si nyamuk itu, karena tidak menerima si kecilnya dilukai.
Subahanallah...sahabat betapa menakjubkannya manusia itu, betapa agungnya ia, rasanya tak ada manusia layaknya seorang ‘malaikat’ dalam hidup kita selain makhluk yang bernama ibu, bersamanyalah kita membuat jejak untuk pertama kalinya dalam hidup.
--------------
Achmad Deni
de_cinici@yahoo.co.id
Saat seorang manusia kecil untuk pertama kalinya menangis, membuat gaduh suaasana rumah, menjadikan seisi rmah penuh dengan warna kebahagiaan, akan lahirnya seorang anak yang berbulan-bulan dikandungan seorang ibu, dan selama itu pula mengajarkan pada ibu arti sebuah kesabaran dan kasih sayang.
Ya,,,mengajarkan ibu untuk sabar, sabar dengan segala beban yang kian hari bertambah, sabar ketika harus tidur terlentang disaat perut ibu yang semakin membesar, yang kemudian memekarkan kuncup kasih sayang menjadi bunga cinta yang tidak pernah terlepas wanginya setiap hari mengiringi kehidupannya bersama si bayi kecil dalam kandungan, meski kadang cinta itu dilukiskan dengan airmatanya menahan rasa sakit, airmata yang beriring sebuah senyuman karena tak ingin oranglain menilainya sebagai airmata beban.
Ya..sembilan bulan aku hidup bersama dengan seorang ibu dalam satu badan, saat ibu merasakan manisnya susu, akupun merasakan manisnya. Hingga pada waktu yang sudah ditentukan, aku dan ibu berjuang antara hidup dan mati, aku menyadari bahwa saat itu kaki ibu antara kematian dan kehidupan, mencoba mengerahkan semua tenaganya, dengan peluh keringat bahkan air mata, membuat semuanya tegang, terus dan terus tanpa rasa lelah. Hari itu perjuangan agar kita dapat terlahir dan melihat warna dunia ini.
Ternyata tak sampai disitu jejak yang kita lalui bersama ibu, beban itu bertambah ketika si bayi kecil itu terlahir, justru disitulah kadar kesabaran dan kasih sayang ibu kembali diuji.
Bagaimana tidak, selama dua tahun ibu menyusui, selama itu pinggang dan pundak ibu tak pernah melepaskan si bayi kecil hingga tanda hitam itu berbekas di pundak dan pinggangnya.
Tak pernah mengenal malam atau siang, terjaga atau tertidur, ketika si bayi menangis, maka disaat itu pulalah ia terjaga untuk menenangkan si kecil, dengan segala cara dan kasih sayangnya membuat si kecil terdiam dan terlelap dalam peluknya, pelukan cinta yang hingga saat ini tak akan ada yang mampu mengalahkannya. Betapa ketika ada yang menyakiti si kecil sekalipun itu seekor nyamuk, akan membuat ibu marah besar dan mungkin tak akan pernah memaafkan si nyamuk itu, karena tidak menerima si kecilnya dilukai.
Subahanallah...sahabat betapa menakjubkannya manusia itu, betapa agungnya ia, rasanya tak ada manusia layaknya seorang ‘malaikat’ dalam hidup kita selain makhluk yang bernama ibu, bersamanyalah kita membuat jejak untuk pertama kalinya dalam hidup.
--------------
Achmad Deni
de_cinici@yahoo.co.id
Posting Komentar
Komentar Anda akan sangat bermanfaat untuk perkembangan dan kemajuan blog ini, tapi yang sopan ya... dan jangan spam. Terima Kasih.